Pagipun tiba, terlihat sinar mentari menerangi mushala. Langitpun mulai menerang, tidak lagi gelap seperti malam tadi. Sambil merenggangkan badan kami, berusaha berdiri untuk keluar, keluar untuk menikmati alam yang sejuk. Kamipun berjalan ke jalan raya dan diujung mata bisa terlihat matahari yang baru terbit dan pegunungan bukit barisan. Disana juga terlihat komplek perumahan batubara, lama kami memandang, kami langsung dipanggil usatad Saefudin untuk makan di rumah Kadun.
Sesampai di rumah Kadun kami langsung dipersilahkan makan, walaupun makan di atas selembar daun pisang tapi tetap terasa nikmat. Setelah itu aku dipanggil usatad Hanafi untuk menimba air di sumur kaki bukit. Setelah itu kami langsung disuruh untuk menyiapkan diri untuk mandi di sungai, serambi menunggu Datuk (kadun) pergi. Tak lama Datukpun datang kami langsung berbaris dan bersiap diri untuk pergi mandi ke sungai.
Perjalananpun dimulai, ehh tidak kami sangka ternyata, medan untuk sampai ke sungai sangatlah susah. Dikarenakan batu, tanah yang curam, dan jaraknya yang kalau dihitung dengan kira-kira jaraknya 5 km. Setelah setengah jam perjalanan Datukpun berkata bahwa sungainya sudah dekat ditandai dengan adanya pondok kelompok tani. Sekitar 10m sebelum lokasi tujuan, terdengarlah suara air yang deras.
Kamipun sampai, wahhhh, subhanallah ternyata sungainya sungguh indah dan jernih, ditambah dengan keindahan air terjun. Tidak pikir-pikir lagi kamipun langsung menuju air terjun tersebut. Brrrr dingin dan kuat sekali hantaman air terjunnya. Oh ya nama air terjun ini adalah air terjun Bengawai. Setelah setengah jam bermain di air terjun, ustad Saefudinpun berkata, "Ayo kita ke air terjun selanjutnya. Ternyata masih ada air terjun lagi.
Perjalanan kesana kira-kira 1km lagi. Medan untuk kesana ternyata lebih sulit dikarenakan banyaknya batu-batu besar dan runcing. Sampai disana kami langsung ke air terjunnya ternyata sungai disana dalamnya hampir 5 m. Kamipun berenang disungai itu, tetapi banyak yang hampir tenggelam. Bahkan ada yang hampir tenggelam dan langsung disellamatkan oleh Datuk. Oh ya sekali lagi nama air terjun itu adalah air terjun Sungai Abang. Kamipun pulang dengan rasa senang. "Capekpun terbalaskan dengan kesenangan"
Sekian cerita dari kami-keep smile :-)
- END
Sesampai di rumah Kadun kami langsung dipersilahkan makan, walaupun makan di atas selembar daun pisang tapi tetap terasa nikmat. Setelah itu aku dipanggil usatad Hanafi untuk menimba air di sumur kaki bukit. Setelah itu kami langsung disuruh untuk menyiapkan diri untuk mandi di sungai, serambi menunggu Datuk (kadun) pergi. Tak lama Datukpun datang kami langsung berbaris dan bersiap diri untuk pergi mandi ke sungai.
Perjalananpun dimulai, ehh tidak kami sangka ternyata, medan untuk sampai ke sungai sangatlah susah. Dikarenakan batu, tanah yang curam, dan jaraknya yang kalau dihitung dengan kira-kira jaraknya 5 km. Setelah setengah jam perjalanan Datukpun berkata bahwa sungainya sudah dekat ditandai dengan adanya pondok kelompok tani. Sekitar 10m sebelum lokasi tujuan, terdengarlah suara air yang deras.
Kamipun sampai, wahhhh, subhanallah ternyata sungainya sungguh indah dan jernih, ditambah dengan keindahan air terjun. Tidak pikir-pikir lagi kamipun langsung menuju air terjun tersebut. Brrrr dingin dan kuat sekali hantaman air terjunnya. Oh ya nama air terjun ini adalah air terjun Bengawai. Setelah setengah jam bermain di air terjun, ustad Saefudinpun berkata, "Ayo kita ke air terjun selanjutnya. Ternyata masih ada air terjun lagi.
Perjalanan kesana kira-kira 1km lagi. Medan untuk kesana ternyata lebih sulit dikarenakan banyaknya batu-batu besar dan runcing. Sampai disana kami langsung ke air terjunnya ternyata sungai disana dalamnya hampir 5 m. Kamipun berenang disungai itu, tetapi banyak yang hampir tenggelam. Bahkan ada yang hampir tenggelam dan langsung disellamatkan oleh Datuk. Oh ya sekali lagi nama air terjun itu adalah air terjun Sungai Abang. Kamipun pulang dengan rasa senang. "Capekpun terbalaskan dengan kesenangan"
Sekian cerita dari kami-keep smile :-)
- END
asyiiiik euy....ikutan donk....
ReplyDelete